Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIIslam di Uni Soviet
Uni Soviet adl bekas negara yg terdiri atas 5 belas republik sosialis yg dibentuk pd tahun 1922 hingga dibubarkan pd penghujung tahun 1991. Dari 5 belas republik tersebut, enam di antaranya memiliki penduduk mayoritas muslim, yaitu Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, & Uzbekistan. Terdapat pula masyarakat muslim dalam jumlah besar di wilayah Idel-Ural & Kaukasus Utara, Federasi Rusia. Masyarakat muslim Tatar juga dpt ditemukan dalam jumlah besar di Siberia & wilayah lainnya.
Kaum Bolshevik ingin memasukkan sebanyak mungkin bekas wilayah Kekaisaran Rusia ke dalam Uni Soviet sehingga mereka dihadapkan pd beberapa pertentangan karena mendirikan Uni Soviet di wilayah-wilayah dgn pengaruh Islam yg kuat.
Walaupun aktif menganjurkan paham ateisme, pemerintah Uni Soviet mengizinkan kegiatan keagamaan yg terbatas di semua republik yg masyarakatnya mayoritas muslim. Masjid-masjid masih berfungsi sebagaimana mestinya di kebanyakan kota besar republik-republik di Asia Tengah & Azerbaijan, tetapi jumlahnya menurun secara drastis dari 25.000 pd tahun 1917 menjadi hanya 500 pd tahun 1970-an. Sebagai bagian dari pengenduran aturan pembatasan agama secara umum, pd tahun 1989 beberapa asosiasi keagamaan muslim didaftarkan & beberapa masjid yg ditutup oleh pemerintah dikembalikan kpd masyarakat muslim setempat. Pemerintah juga mengumumkan rencana utk mengizinkan pemuka agama Islam dalam jumlah terbatas utk mengikuti pelatihan dalam jangka waktu 2 & 5 tahun, masing-masing di Ufa, RSFS Rusia, & Baku, RSS Azerbaijan.
Pada akhir tahun 1980-an, Islam memiliki jumlah penganut terbanyak kedua di Uni Soviet dgn 45-50 juta orang mengakui diri mereka sbg muslim. Akan tetapi, Uni Soviet hanya memiliki kira-kira 500 masjid yg berfungsi, sebagian kecil berasal dari masa sebelum revolusi, & hukum yg berlaku melarang adanya kegiatan keagamaan di luar masjid & madrasah. Semua masjid yg masih berfungsi, madrasah, & penerbitan Islam diawasi oleh 4 “direktorat spiritual” yg dibentuk utk memberi kendali bagi pemerintah. “Direktorat Spiritual utk Asia Tengah & Kazakhstan”, “Direktorat Spiritual utk Uni Soviet di Eropa & Siberia“, serta “Direktorat Spiritual utk Kaukasus Utara & Dagestan” mengawasi kehidupan beragama masyarakat muslim Sunni. Adapun “Direktorat Spirital utk Transkaukasia” mengawasi masyarakat muslim.
Sejarah
Penganut Islam di Uni Soviet awalnya mengalami kebebasan beragama yg lbh luas di bawah kekuasaan baru kaum Bolshevik. Vladimir Lenin mengawasi pengembalian artefak-artefak Islam seperti Al-Qur’an Utsman, penetapan sistem pengadilan berdasarkan prinsip syariat Islam yg diberlakukan selaras dgn sistem hukum komunis, pemberian kedudukan kuasa kpd para pemuka agama & “sosialis Islam“, penerapan sistem aksi afirmatif yg disebut korenizatsiya (“pemribumian”) yg byk membantu masyarakat muslim lokal, & penetapan hari Jumat sbg hari libur di seluruh Asia Tengah.
Di bawah kekuasaan tsar, muslim ditindas secara brutal & Kristen Ortodoks diakui sbg satu-satunya agama resmi. Pada tanggal 24 November 1917, Lenin mengatakan:
“ Muslim Rusia… kalian semua yg masjid & rumah-rumah ibadahnya telah dirusak, yg keyakinan & adat-istiadatnya telah diinjak-injak oleh tsar & para penindas bangsa Rusia: keyakinan & amalan kalian, adat budaya & bangsa kalian adl bebas & terhormat selama-lamanya. Ketahuilah bahwa hak-hak kalian, seperti orang-orang Rusia yg lain, ada di bawah perlindungan revolusi yg sangat kuat.”
Saat Josef Stalin mengukuhkan kekuasaannya pd paruh kedua tahun 1920-an, kebijakan keagamaan di Uni Soviet berubah. Masjid-masjid ditutup atau dialihfungsikan menjadi gudang di seluruh Asia Tengah. Para pemuka agama disiksa, madrasah ditutup, & wakaf tdk lagi dianggap sah.
Stalin juga memaksa beberapa suku bangsa kecil yg utamanya menetap di barat daya Rusia (Chechen, Ingush, Tatar Krimea, Balkar, Karachai, Turk Meshketia, Kalmyk, Volga Jerman, & lainnya) utk pindah dari tanah air mereka selama Perang Dunia II utk mengantisipasi adanya perlawanan yg didukung oleh Nazi Jerman. Selama kepemimpinan Stalin, muslim Tatar Krimea menjadi korban deportasi masal. Deportasi tersebut dimulai pd tanggal 17 Mei 1944 di semua daerah yg berpenghuni di Krimea. Lebih dari 32.000 pasukan NKVD ikut serta dalam pelaksanaannya. Sebanyak 193.865 orang Tatar Krimea dideportasi, 151.136 di antara mereka ke RSS Uzbekistan, 8.597 ke RSSO Mari, 4.286 ke RSS Kazakhstan, & sisanya sebanyak 29.846 orang ke berbagai oblast di RSFS Rusia.
Sejak Mei hingga November 1944, 10.105 orang Tatar Krimea tewas karena kelaparan di Uzbekistan. Hampir 30.000 orang (20%) tewas di pengasingan dalam satu setengah tahun berdasarkan data NKVD & hampir 46% berdasarkan data aktivis Tatar Krimea. Menurut informasi yg diberikan oleh para pembangkang Soviet, byk orang Tatar Krimea yg dipekerjakan dalam proyek-proyek berskala besar sesuai sistem Gulag yg berlaku pd masa kepemimpinan Stalin.
from wikipedia.com