Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIEtika Berbicara
- Menghindari perdebatan & saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yg benar & menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku adl penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yg menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; & (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yg meninggalkan dusta sekalipun bercanda“. (Hadis Riwayat: Abu Daud & dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Tenang dalam berbicara & tdk tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu ‘anha. telah menuturkan: “Sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yg menghitungnya, niscaya ia dpt menghitungnya”. (Mutta-faq’alaih).
- Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang mu’min itu pencela atau pengutuk atau keji pembicaraannya”. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, & dishahihkan oleh Al-Albani).
- Menghindari sikap memaksakan diri & banyak bicara di dalam berbicara. Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu ‘anhu disebutkan: “Dan sesungguhnya manusia yg paling aku benci & yg paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adl orang yg byk bicara, orang yg berpura-pura fasih & orang-orang yg mutafaihiqun”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: “Orang-orang yg sombong”. (Hadis Riwayat: At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) & mengadu domba. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yg lain”.(Al-Hujurat: 12).
- Mendengarkan pembicaraan orang lain dgn baik & tdk memotongnya, juga tdk menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yg dibicarakannya, tdk menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
- Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kpd orang lain utk berbicara.
- Menghindari perkataan kasar, keras & ucapan yg menyakitkan perasaan & tdk mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain & kekeliruannya, karena hal tersebut dpt mengundang kebencian, permusuhan & pertentangan.
- Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok & memandang rendah orang yg berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Wahai orang-orang yg beriman, janganlah sesuatu kaum mengolok-olokan kaum yg lain (karena) boleh jdi mereka (yang diolok-olokan) lbh baik dari mereka (yang mengolok-olokan), & jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jdi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lbh baik dari wanita (yang mengolok-olokan). (Al-Hujurat: 11).
- Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Tidak ada kebaikan pd kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yg menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114).
- hendaknya pembicaran dgn suara yg dpt didengar, tdk terlalu keras & tdk pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dpt difahami oleh semua orang & tdk dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
- Jangan membicarakan sesuatu yg tidak berguna bagimu. Hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyatakan: “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adl meninggalkan sesuatu yg tdk berguna”. (Hadis Riwayat: Ahmad & Ibnu Majah).
- Janganlah kamu membicarakan semua apa yg kamu dengar. Abu Hurairah Radhiallaahu ‘anhu di dalam hadisnya menuturkan : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Cukuplah menjadi sesuatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yg telah ia dengar“.(Hadis Riwayat: Muslim)
Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan