Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIEtika Membaca Al-Qur’an
- Hendaknya tdk menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman yg artinya: “Tidak akan menyentuhnya kecuali orang-orang yg disucikan”. (Al-Waqi`ah: 79).
- Boleh bagi wanita haid & nifas membaca al-Qur’an dgn tdk menyentuh mushafnya menurut salah satu pendapat ulama yg lbh kuat, karena tdk ada hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam yg melarang hal tersebut.
- Disunnatkan menyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tdk ada unsur yg negatif, seperti riya atau yg serupa dengannya, atau dpt mengganggu orang yg sedang shalat, atau orang lain yg juga membaca Al-Qur’an.
- Termasuk sunnah adl berhenti membaca bila sudah ngantuk, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “?pabila salah seorang kamu bangun di malam hari, lalu lisannya merasa sulit utk membaca Al-Qur’an hingga tdk menyadari apa yg ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur)”. (Hadis Riwayat: Muslim).
- Sebaiknya orang yg membaca Al-Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya & tempatnya serta telah bergosok gigi.
- Hendaknya memilih tempat yg tenang & waktunya pun pas, karena hal tersebut lbh dpt konsentrasi & jiwa lbh tenang.
- Hendaknya memulai tilawah dgn ta`awwudz, kemu-dian basmalah pd setiap awal surah selain selain surah At-Taubah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Apabila kamu akan mem-baca al-Qur’an, maka memohon perlindungan-lah kamu kpd Allah dari godaan syetan yg terkutuk”. (An-Nahl: 98).
- Hendaknya selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid & membunyikan huruf sesuai dgn makhrajnya serta membacanya dgn tartil (perlahan-lahan). Allah berfirman yg Subhanahu wa Ta’ala artinya: “Dan Bacalah Al-Qur’an itu dgn perlahan-lahan”. (Al-Muzzammil: 4).
- Disunnatkan memanjangkan bacaan & memperindah suara di saat membacanya. Anas bin Malik Radhiallaahu anhu pernah ditanya: Bagaimana bacaan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam (terhadap Al-Qur’an? Anas menjawab: “Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sambil memanjangkan Bismillahi, & memanjangkan bacaan ar-rahmani & memanjangkan bacaan ar-rahim”. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari). Dan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam juga bersabda: “Hiasilah suara kalian dgn Al-Qur’an”. (Hadis Riwayat: Abu Daud, & dishahih-kan oleh Al-Albani).
- Hendaknya membaca sambil merenungkan & menghayati makna yg terkandung pd ayat-ayat yg dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon surga kpd Allah bila terbaca ayat-ayat surga, & berlindung kpd Allah dari neraka bila terbaca ayat-ayat neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Ini adl sebuah kitab yg Kami turunkan kepadamu penuh dgn berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya & supaya mendapat pelajaran orang-orang yg mempunyai fikiran.” (Shad: 29). Dan di dalam hadits Hudzaifah ia menuturkan: “……Apabila Nabi terbaca ayat yg mengandung makna bertasbih (kepada Allah) beliau bertasbih, & apabila terbaca ayat yg mengandung do`a, maka beliau berdo`a, & apabila terbaca ayat yg bermakna meminta perlindungan (kepada Allah) beliau memohon perlindungan”. (Hadis Riwayat: Muslim). Allah berfirman yg artinya:
- Hendaknya mendengarkan bacaan Al-Qur’an dgn baik & diam, tdk berbicara. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Dan apabila Al- Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik, & perhatikanlah dgn tenang agar kamu men-dapat rahmat”. (Al-A`raf: 204).
- Hendaklah selalu menjaga al-Qur’an & tekun membacanya & mempelajarinya (bertadarus) hingga tdk lupa. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Peliharalah Al-Qur’an baik-baik, karena demi Tuhan yg diriku berada di tangan-Nya, ia benar-benar lbh liar (mudah lepas) dari pd unta yg terikat di tali kendalinya“. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari).
Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan