Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIKhutbah Terakhir Haji Wada dan Umrah Rasulullah SAW di Hadapan Para Sahabat
Daftar Isi
Hammam bin Yahya meriwayatkan dari Qatadah ia berkata: Saya bertanya kpd Anas: “Berapa kali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan haji?” Anas menjawab: “Satu kali & umrah 4 kali. Pertama ketika dihalangi kaum musyrikin, kedua tahun berikutnya ketika mengadakan perjanjian (Hudaibiah), ketiga umrahnya dari Ji’ranah setelah membagikan harta rampasan perang Hunain & yg keempat umrahnya bersama haji” (Hadits Muttafaq alaih)
Kesemuanya ini setelah hijrah ke Madinah. Adapun haji & umrah yg dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di Makkah tdk diketahui. Dan haji yg dilakukannya adl haji wada (perpisahan), yaitu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan salam perpisahan kpd umatnya & berkata: “Mungkin kalian tdk akan melihatku lagi setelah tahun ini.”
Penjelasan Haji Wada (Perpisahan)
Haji wada adalah jenis haji terakhir yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun ke-10 Hijriyah. Haji wada juga dikenal dengan sebutan haji perpisahan, karena setelah pelaksanaan haji tersebut, beliau menyatakan bahwa mungkin itu adalah haji terakhir yang beliau lakukan dalam hidupnya.
Haji wada menjadi sangat istimewa karena selain sebagai ibadah haji yang wajib dilakukan sekali seumur hidup, juga merupakan momen perpisahan terakhir Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan para sahabat dan umat Islam sebelum beliau wafat beberapa waktu kemudian.
Dalam pelaksanaan haji wada, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan khutbah yang sangat penting dan terkenal, yaitu khutbah wada. Khutbah ini memuat banyak pesan dan nasihat bagi umat Islam, termasuk tentang pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT, pentingnya beribadah, menjaga tali persaudaraan, serta menghindari perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh agama Islam.
Haji wada juga memiliki nilai historis dan simbolis yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena merupakan momentum di mana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pesan-pesan terakhirnya dan mengajarkan nilai-nilai Islam secara lengkap kepada umatnya. Haji wada menjadi salah satu momen yang sangat bersejarah dan selalu diingat oleh umat Islam hingga saat ini.
Hadits yang terkait dengan haji wada
Beberapa hadis yang terkait dengan haji wada di antaranya adalah:
- Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ambillah dariku ibadah-ibadahmu. Karena barangsiapa yang hidup setelah aku, niscaya dia akan melihat perselisihan. Oleh karena itu, peganglah sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah (peganglah) dengan gigi gerahammu dan waspadalah dari hal-hal yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
- Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan di antara kamu dua perkara yang apabila kamu berpegang teguh pada keduanya, niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya: Kitabullah dan sunnahku.” (HR. Malik, Ahmad, dan Al-Hakim)
- Dari Abu Dzar Al-Ghifari ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian kembali setelah aku menjadi orang-orang yang kafir, yang saling membunuh di antara mereka.” (HR. Muslim)
Isi Kutbah Haji Wada Rasululloh
أيّهَا النّاس، اسْمَعُوا منّي أُبّينْ لَكُمْ، فَإنّيَ لاَ أَدْرِي، لعَليّ لاَ أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامي هَذَا، في مَوْقِفي هذا، أَيُهَا النَّاس، إنّ دِمَاءَكُمْ وَأمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَليكُمْ حَرَامٌ إلى أنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، كَحُرمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في شَهْرِ كُمْ هَذَا في
أيّهَا النّاس، اسْمَعُوا منّي أُبّينْ لَكُمْ، فَإنّيَ لاَ أَدْرِي، لعَليّ لاَ أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامي هَذَا، في مَوْقِفي هذا، أَيُهَا النَّاس، إنّ دِمَاءَكُمْ وَأمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَليكُمْ حَرَامٌ إلى أنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، كَحُرمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في شَهْرِ كُمْ هَذَا في بَلَدِكُم هَذَا وإنكم ستلقون ربكم فيسألكم عن أعمالكم وقد بلغت ، فَمَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ أَمَانةٌ فليؤُدِّها إلى مَنْ ائْتمَنَهُ عَلَيها، وإن كل ربا موضوع ولكن لكم رءوس أموالكم لا تظلمون ولا تظلمون ، و قضى الله أنه لا ربا ، وإن ربا عمي العباس بن عبد المطلب موضوع كله وأن كل دم كان في الجاهلية موضوع وإن أول دمائكم أضع دم عامر ابن ربيعة بن الحارث بن عبد المطلب ، فهو أول ما أبدأ به من دماء الجاهلية ، وإن مآثر الجاهلية موضوعة غير السدانة والسقاية والعمد قَوَدٌ ، وشبه العمد ما قتل بالعصا والحجر وفيه مائة بعير فمن ازداد فهو من الجاهلية. أما بعد أيها الناس فإن الشيطان قد يئس من أن يعبد بأرضكم هذه أبدا ولكنه إن يطع فيما سوى ذلك فقد رضي به بما تحقرون من أعمالكم فاحذروه على دينكم أيها الناس ﴿ إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَاماً وَيُحَرِّمُونَهُ عَاماً لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ ﴾ إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض و﴿ إِنَ عِدَّةَ الشهور عند اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً ﴾ منها أربعة حرم ثلاثة متوالية ورجب مضر ، الذي بين جمادى وشعبان.أما بعد أيها الناس ، إن لِنسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حقاً، ولَكُمْ عَلَيْهِنّ حقّ، لَكُمْ عَليِنّ ألا يُوطْئنَ فُرُشَكُمْ غيرَكم وَلا يُدْخِلْنَ أحَداً تكرَهُونَهُ بيوتَكُمْ، ولا يأتينَ بِفَاحِشَة فإن فعلن فإن الله قد أذن لكم أن تهجروهن في المضاجع وتضربوهن ضربا غير مبرح فإن انتهين فلهن رزقهن وكسوتهن بالمعروف واستوصوا بالنساء خيرا ، فإنهن عندكم عوان لا يملكن لأنفسهن شيئا ، وإنكم إنما أخذتموهن بأمانة الله واستحللتم فروجهن بكلمات الله فاعقلوا أيها الناس قولي ،أَيهَا النّاسُ، إنّما المُؤمِنُونَ إخْوةٌ ، فَلاَ يَحِلُّ لامْرِىءٍ مَالُ أَخيهِ إلاّ عَنْ طيبِ نفْسٍ منهُ، أَلاَ هَلْ بلّغْتُ، اللّهُم اشْهَدْ، فلا تَرْجِعُنّ بَعْدِي كُفاراً يَضرِبُ بَعْضُكُمْ رقابَ بَعْض فَإنّي قَدْ تَركْتُ فِيكُمْ مَا إنْ أخَذتمْ بِهِ لَمْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ، كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّة نَبيّه ، أَلاَ هَلْ بلّغتُ، اللّهمّ اشْهَدْ. أيها النّاسُ إن رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وإنّ أَبَاكُمْ واحِدٌ ، كُلكُّمْ لآدمَ وآدمُ من تُراب، إن أَكرمُكُمْ عندَ اللهِ أتْقَاكُمْ وليس لعربيّ فَضْلٌ على عجميّ إلاّ بالتّقْوىَ، أَلاَ هَلْ بلَّغْتُ، اللّهُمّ اشهد” قَالُوا: نَعَمْ قَال: فلْيُبَلِّغِ الشاهدُ الغائبَ والسلامُ عليكم ورحمة الله!
Arti isi kutbah Haji Wada
Wahai manusia sekalian! perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian.
Saudara-saudara! Bahwasanya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung-jawaban atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!.
Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.
Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba Abbas bin Abdul-Muttalib semua sudah tidak berlaku.
Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibn Rabi’a bin’l Harith bin ‘Abdul Muttalib!.
Kemudian daripada itu saudara-saudara. Hari ini nafsu setan yang minta disembah di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walau pun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik
Saudara-saudara. Menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun mereka langgar dan pada tahun lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.
Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada duabelas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban.
Kemudian daripada itu, saudara-saudara. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas istri kamu, juga isterimu sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengijinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan sampai mereka secara jelas membawa perbuatan keji. Kalau sampai mereka melakukan semua itu Tuhan mengijinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai mengganggu.
Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap istri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Tuhan.
Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara. Aku sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan ditangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya; Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Wahai Manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara buat Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semua bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.
Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?”
Sementara Nabi mengucapkan itu Rabiah mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya:
Rasulullah bertanya Hari apakah ini?” Mereka menjawab: Hari Haji Akbar!
Nabi berkata lagi: Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan.”
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu Nabi berkata lagi: Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!” Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: Ya!”
Lalu Nabi berkata: Ya Allah, saksikanlah ini!”
Selesai Nabi menyampaikan khutbah terakhirnya itu, Nabi turun dari untanya yang bernama al-Qashwa. Nabi masih berada di tempat itu sampai pada waktu shalat Dzhuhur dan Ashar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat.
Pada waktu itulah Nabi membacakan firman Allah kepada kaumnya, yaitu surat al-Maidah ayat 3. Saat mendengarkan ayat itu, Abu Bakar menangis dan dia merasa bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi hendak menghadap Tuhan.
Ringkasan isi khutbah wada
Isi kutbah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji wada atau haji perpisahan dapat diringkas sebagai berikut:
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji dan mensyukuri Allah SWT serta mengingatkan umatnya untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya.
- Beliau juga menekankan pentingnya menjaga hubungan silaturahmi antar sesama Muslim.
- Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan pesan untuk menghindari perbuatan maksiat dan melaksanakan kewajiban-kewajiban agama.
- Beliau mengingatkan tentang hari kiamat dan betapa beratnya beban yang harus ditanggung pada saat itu.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menghormati dan menaati orang-orang yang berwenang dalam memimpin dan mengatur urusan umat.
- Beliau menekankan bahwa umat Islam adalah bersaudara dan harus saling membantu dan mendukung satu sama lain.
- Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyerukan kepada umatnya untuk menjaga perdamaian dan menghindari perselisihan dan pertikaian.
Kutbah ini menjadi sangat penting dan memberikan arahan dan bimbingan bagi umat Islam hingga saat ini. Kutbah haji wada menekankan pentingnya menghargai dan memuliakan nyawa, harta, dan kehormatan sesama Muslim serta menjaga kesatuan dan persaudaraan di antara mereka.