Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIRamadan
Shalat Tarawih
Hadist yang berkaitan dengan tata cara shalat tarawih
Berikut adalah hadist yang berkaitan dengan tata cara shalat tarawih:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah menunaikan shalat malam di bulan Ramadan di masjid, lalu orang-orang pun menunaikan shalat bersama beliau. Kemudian pada malam berikutnya, jumlah mereka bertambah dua kali lipat. Pada malam ketiga, mereka bertambah tiga kali lipat, lalu Rasulullah saw tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Kemudian beliau berkata: ‘Sesungguhnya aku khawatir nantinya menjadi kewajiban bagi kalian’”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat malam di rumahnya, kemudian orang-orang berkumpul bersama beliau pada malam kedua, dan pada malam ketiga, jumlah mereka bertambah. Pada malam keempat, tidak ada orang yang datang, maka Rasulullah saw keluar dan berkata: ‘Sesungguhnya aku telah melihat apa yang kalian lakukan, namun aku tidak ingin shalat tarawih menjadi suatu kewajiban bagi kalian. Barangsiapa yang ingin menunaikannya, maka silakan’”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan jamaah, kemudian ia tidak menunaikan shalat tarawih bersama jamaah di hari berikutnya. Pada malam ketiga, beliau kembali menunaikan shalat tarawih bersama jamaah, tetapi orang-orang yang menunaikannya telah berkumpul dengan jumlah yang banyak. Pada malam keempat, jumlah orang yang berkumpul semakin bertambah. Pada malam kelima, Rasulullah saw tidak keluar untuk menunaikan shalat tarawih bersama jamaah, dan beliau berkata: ‘Sesungguhnya shalat malam adalah sunnah, jika seseorang menunaikannya, maka itu baik, dan jika seseorang meninggalkannya, maka itu juga baik’. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih di bulan Ramadan dengan iman dan harapan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu’”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat”. (HR. Bukhari)
Dari Abu Dzar ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih dengan dua belas rakaat. Kemudian beliau bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih dengan iman dan harapan pahala, maka dosa-dosanya akan diampuni’”. (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Kemudian pada malam berikutnya, orang-orang berkumpul kembali, dan Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih bersama mereka. Hal ini terus berlangsung selama tiga malam. Pada malam keempat, orang-orang berkumpul di masjid, tetapi Rasulullah saw tidak keluar. Kemudian pada pagi harinya, beliau berkata: ‘Sesungguhnya aku telah melihat apa yang kalian lakukan, namun Allah tidak memerintahkan kalian untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. Janganlah kalian membuat shalat tarawih menjadi suatu beban bagi diri kalian sendiri’”. (HR. Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan iman dan harapan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu’”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist jumlah rakaat shalat tarawih
Hadist terkait jumlah rakaat shalat tarawih adalah sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, dan beliau tidak menambah atau menguranginya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: “Aku pernah melihat Abu Hurairah ra menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat”. (HR. Bukhari)
Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)
Dari Abu Dzar ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih dengan dua belas rakaat. Kemudian beliau bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih dengan iman dan harapan pahala, maka dosa-dosanya akan diampuni’”. (HR. Tirmidzi)
I Fast Ramadan but I do not Pray, Is my Fasting Valid?
I fast Ramadan but I do not pray. Is my fasting valid?.
Praise be to Allah.
The Ramadan fast, and indeed any righteous deed, is not accepted if you do not pray. That is because not praying constitutes kufr as the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) said: “Between a man and shirk and kufr there stands his giving up prayer.” Narrated by Muslim, 82. See also question no. 5208.
No righteous deed is accepted from the kaafir, because Allah says (interpretation of the meaning): Readmore