Mozaik Islam
Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRIEtika Bercanda
- Hendaknya percandaan itu adl benar tdk mengandung dusta. Dan hendaknya pecanda tdk mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celakalah bagi orang yg berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang byk jdi tertawa. Celakalah baginya & celakalah“. (Hadis Riwayat: Ahmad & dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Hendaknya percandaan tdk mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; & jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya“. (Hadis Riwayat: Ahmad & Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).
- Hendaknya percandaan tdk mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Karena Allah telah berfirman tentang orang- orang yg memperolok-olokan shahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , yg ahli baca al-Qur`an yg artimya: “Dan jika kamu tanyakan kpd mereka (tentang apa yg mereka lakukan), tentulah mereka menjawab: “Sesungguh-nya kami hanyalah bersenda gurau & bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dgn Allah, ayat-ayat-Nya & Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman”. (At-Taubah: 65-66).
- Bercanda tdk boleh dilakukan terhadap orang yg lbh tua darimu, atau terhadap orang yg tdk bisa bercanda atau tdk dpt menerimanya, atau terhadap perempuan yg bukan mahrammu.
- Hendaknya anda tdk memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, & jatuhlah wibawamu & akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.
Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan